Jurang kaya miskin di negara-negara maju
meningkat tajam selama 20 tahun terakhir. Demikian disebutkan Organisasi Kerja
Sama Ekonomi dan Pembangunan OECD dalam laporan yang diluncurkan di Berlin,
Jerman, Selasa (21/10). 
Seorang pengemis di jalanan kota Essen, Jerman
OECD, sebagai lembaga beranggotakan 30 negara
industri maju menyebutkan, peningkatan kesenjangan itu terjadi di lebih dari
tiga perempat negara anggotanya. Negara yang tingkat kemiskinan dan kesenjangan
pendapatannya paling tinggi adalah Meksiko, Turki dan Amerika Serikat.
Sementara Jerman bersama Norwegia, Kanada dan Amerika Serikat merupakan negara
yang peningkatan kesenjangannya paling pesat. 
Salah satu faktor yang makin melebarkan jurang
kaya miskin adalah kebijakan pemotongan pajak terhadap kaum terkaya. Di Jerman,
misalnya, antara tahun 1999 dan 2005, pemerintah Gerhard Schröders memotong
pajak orang kaya dari 53 persen menjadi 42 persen. Dan dalam periode yang sama
statistik menunjukan peningkatan kesenjangan yang tajam di Jerman. Disebutkan
Markus Grabka dari Institut Penelitian Ekonomi Jerman:
"Dulu, selama puluhan tahun kesenjangan
pendapatan di Jerman tergolong sedang-sedang saja. Namun kecenderungan ini
belakangan berubah. Sejak tahun 2000 terjadi peningkatan yang luar biasa.
Bahkan kini kesenjangan itu jauh di atas rata-rata anggota OECD."
Dalam laporan OECD, peningkatan kesenjangan di
Jerman selama lima tahun, sejak tahun 2000 hingga 2005, melebihi gabungan
periode 15 tahun sebelumnya, 1985-2000. Yang lumayan, di Jerman orang-orang
biasanya mengalami kemiskinan tidak terlalu lama. Menurut laporan itu, warga
Jerman yang mengalami kemiskinan selama lebih dari 3 tahun berturut-turut,
hanya sekitar 3%.
Ahli
ekonomi OECD Michael Förster yang turut menyusun laporan itu mengungkap, hanya
sedikit negara anggota OECD yang mengalami penurunan kesenjangan. Dijelaskan
Michael Förster:
"Di sisi lain, terdapat juga
negara-negara yang menunjukan gejala sebaliknya. Bisa saya sebut Spanyol dan
Prancis. Negara-negara itu menunjukkan bahwa kebijakan tertentu bisa diambil
untuk mencegah terjadinya peningkatan kesenjangan secara struktural."
Negara yang juga mengalami perbaikan adalah
Inggris, Jepang dan Australia. Sedangkan Meksiko, kendati mengalami perbaikan
yang berarti, namun angka kemiskinan dan kesenjangan sosialnya masih yang
paling tinggi. 
Di atas semua itu, yang paling menjadi
perhatian besar dari laporan OECD ini adalah lonjakan angka kemiskinan di
kalangan anak-anak. Dari segi statistik, kemiskinan di kalangan kaum tua dan
pensiunan menurun, namun kemiskinan di kalangan anak-anak meningkat. Dalam
catatan OECD, kemiskinan anak-anak dan kaum muda 25 persen lebih tinggi
dibanding kelompok usia lain. 
Hal lain, kemiskinan di kalangan keluarga dengan
orang tua tunggal jumlahnya tiga kali lipat dibanding keluarga dengan orang tua
lengkap. Ini karena banyak program bantuan keluarga di berbagai negara lebih
mengistimewakan keluarga lengkap. Jerman salah satunya. Peneliti Institut
Penelitian Ekonomi Jerman, Markus Grabka melihat dampaknya yang sangat luas.. 
"Yang paling terkena dampak dari kebijakan di Jerman ini adalah anak-anak. Kemiskinan orang dewasa jelas bukan lagi merupakan persoalan besar di Jerman. Namun sekarang ini yang menjadi persoalan utama adalah kemiskinan di kalangan anak-anak."
"Yang paling terkena dampak dari kebijakan di Jerman ini adalah anak-anak. Kemiskinan orang dewasa jelas bukan lagi merupakan persoalan besar di Jerman. Namun sekarang ini yang menjadi persoalan utama adalah kemiskinan di kalangan anak-anak."
Dalam laporannya, OECD menyebut, program
bantuan khusus memang merupakan langkah yang meringankan kaum miskin. Namun
dampaknya hanya sementara. Yang dibutuhkan adalah kebijakan lebih struktural
dan menyeluruh, dalam penyedian lapangan kerja. Khsusunya bagi mereka yang
memiliki keterampilan rendah.
"Yang juga penting adalah kebijakan
aktif. Maksudnya, tindakan aktif untuk mendorong orang untuk terjun dalam dunia
usaha. Dibarengi langkah aktif pula untuk memastikan agar usaha atau kerja itu
memberikan penghasilan yang memadai," ungkap shli ekonomi OECD, Michael
Förster: 
Masalahnya, keadaan ekonomi dunia sedang
memburuk. Mengakibatkan pengangguran meningkat. Kelihatannya hingga tahun 2009
mendatang angka kemiskinan dan kesenjangan sosial masih akan belum membaik.
                                                                                                                      Willy
Naresta Hanum
                                                                                                                       29/ GP B

 















 
 
 
